Fenomena Lubang Besar Sedot Air Sungai di Blitar, Badan Geologi Lakukan Penyelidikan
Memo Bekasi – Fenomena alam yang mengejutkan terjadi di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, di mana muncul sebuah lubang besar yang menyedot aliran air sungai hingga mengering. Peristiwa ini menarik perhatian Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), yang segera mengirimkan tim khusus untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Lubang tersebut berada di aliran Sungai Kalisat Tenggong, tepatnya di Dusun Kaliandong, Desa Dawuhan, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.
Husna, Penyelidik Bumi dari Pusat Air Tanah Badan Geologi, menyatakan bahwa timnya akan berangkat ke lokasi pada Jumat siang untuk memverifikasi fenomena yang terjadi. Dalam laporan yang diterima, lubang tersebut diketahui memiliki diameter sekitar 1,5 meter dan kedalaman diperkirakan mencapai 10 meter. Keberadaan lubang ini telah menyebabkan aliran air di sungai mengering karena air diserap begitu saja oleh lubang tersebut. Berdasarkan informasi dari BPBD Blitar, fenomena ini cukup mengkhawatirkan, mengingat dampaknya terhadap aliran sungai yang menjadi sumber air bagi masyarakat sekitar.
Badan Geologi, melalui analisis sederhana menggunakan peta dan visual yang dimiliki, mencurigai bahwa lubang tersebut terbentuk akibat proses pelarutan tanah yang terjadi selama waktu yang cukup lama. Fenomena ini mirip dengan pembentukan sinkhole atau lubang tanah yang terjadi akibat pelarutan lapisan tanah yang terjadi secara alami. Diperkirakan, di bawah aliran sungai terdapat rongga atau gua yang sebelumnya tertutup oleh lapisan tanah, namun seiring waktu lapisan ini terlarut oleh air, menyebabkan terbentuknya lubang besar yang kini menyerap air dari sungai.
Kemungkinan lain yang dikemukakan adalah bahwa pelarutan ini terjadi pada lapisan batu kapur yang ada di daerah tersebut. Pasalnya, lokasi ini tidak jauh dari area tambang batu kapur, yang diketahui memiliki sifat mudah larut ketika terkena air. Hal ini memperkuat dugaan bahwa proses pelarutan tanah yang terjadi di bawah sungai bisa disebabkan oleh adanya lapisan batu kapur yang terlarut, sehingga membentuk rongga besar yang kini menyerap aliran sungai.
Meskipun begitu, pihak Badan Geologi masih membutuhkan penyelidikan lebih mendalam untuk memastikan potensi bahaya dari fenomena ini. Tim yang dipimpin oleh Husna akan melakukan pemeriksaan langsung di lokasi untuk menilai risiko yang mungkin ditimbulkan terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Tim akan memeriksa dengan cermat kondisi geologi dan apakah lubang tersebut berpotensi menyebabkan kerusakan lebih lanjut di kawasan sekitarnya.
Penyelidikan ini diharapkan dapat memberikan penjelasan lebih lengkap mengenai penyebab kemunculan lubang tersebut serta langkah-langkah mitigasi yang perlu diambil untuk mencegah dampak negatif yang lebih besar di masa depan. Ke depan, hasil dari investigasi ini diharapkan dapat memberikan gambaran jelas tentang langkah yang perlu diambil untuk menjaga keselamatan warga sekitar dan mencegah terjadinya kejadian serupa di masa depan.