Kerusakan Besar di Israel Akibat Serangan Hizbullah Sejak Oktober 2023

0
Kerusakan Israel Akibat Serangan Hizbullah

Memo Bekasi – Semenjak Oktober 2023, serbuan yang dicoba oleh kelompok perlawanan Hizbullah sudah memunculkan kehancuran besar di daerah utara Israel, tercantum pemukiman, pangkalan militer, serta infrastruktur. Media Israel, Yedioth Ahronoth, memberi tahu kalau bersumber pada informasi dari kantor pajak properti, serbuan ini sudah mengganggu dekat 9. 000 bangunan serta menghancurkan lebih dari 7. 000 kendaraan.

Bagi laporan tersebut, nyaris tiap bangunan di zona yang terserang akibat konflik membutuhkan renovasi besar ataupun apalagi pembongkaran total. Permukiman- permukiman yang sangat parah terdampak tercantum Shmona, Manara, Shtula, Zarit, Nahariya, serta Shlomi. Tetapi, sebagian besar kehancuran ini lebih dahulu tidak diterbitkan oleh otoritas setempat.

Di Kiryat Shmona, misalnya, skala kerusakannya sangat parah. Wali Kota Avichai Stern melaporkan kalau tiap rumah di kota tersebut wajib direnovasi, yang diperkirakan hendak memakan waktu berbulan- bulan. Stern pula meningkatkan kalau dikala ini tidak terdapat rencana buat mengizinkan para pemukim kembali ke wilayah utara, sebab realitas di lapangan sangat tidak menunjang. Dia memperingatkan kalau gelombang pengungsian baru dapat saja terjalin apabila para pemukim melihat keadaan tempat mereka kembali.

Sedangkan itu, David Aoulay, pimpinan dewan permukiman di Metulla, memberi tahu kalau dekat 70 persen rumah di wilayah tersebut sudah hadapi kehancuran parah. Moshe Davidovitz, pimpinan Forum Permukiman Garis Konflik, melaporkan kalau pihak berwenang Israel tidak seluruhnya menguasai seberapa parah kehancuran yang terjalin serta gimana metode mengatasinya pasca- perang.

Laporan tersebut pula mengatakan kalau banyak korban cedera di daerah utara yang belum dilaporkan, mengingat para pemukim dievakuasi ataupun terluka di zona yang dikira tidak nyaman bagi militer. Serangan- serangan dini Hizbullah difokuskan pada permukiman, pangkalan militer, serta sarana militer yang terdekat. Tetapi, bersamaan berlanjutnya pembedahan militer Israel, Hizbullah terus menjadi memperluas cakupan serbuan mereka.

Sehabis peristiwa yang mengaitkan serbuan di pagar perbatasan serta tewasnya pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, pada akhir September, kota- kota semacam Haifa serta Tel Aviv pula mulai jadi sasaran serbuan Hizbullah. Pertumbuhan ini merangsang kekhawatiran di golongan warga Israel kalau gencatan senjata dengan Hizbullah dapat dikira selaku wujud“ penyerahan” pada kelompok perlawanan Lebanon tersebut.

Ketegangan yang terus menjadi bertambah ini menaikkan tantangan untuk pemerintah Israel dalam merespons suasana di daerah utara, di mana akibat serbuan Hizbullah terus meluas serta pengaruhi kehidupan warga dan stabilitas di kawasan tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *